Muhammadiyah Bendung Arus Kristenisasi Lewat Pendidikan

Muhammadiyah dalam membendung arus kristenisasi bisa dikatakan cukup unik. Jika saat ini umumnya banyak muncul pemikiran bahwa untuk membendung arus kristenasi dilakukan dengan melibatkan amarah, namun berbeda halnya dengan KH. Ahmad Dahlan. Tokoh pendiri Organisasi Muhammadiyah ini, membendung arus kristenisasi melalui gerakan-gerakan pembaruan di bidang pendidikan.

Hal tersebut sebagai tertuang dalam buku “Membendung Arus, Respon Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia”, karya Dr. Alwi Shihab. Dalam bukunya yang di-relaunching pada Kamis (20/10) di Amphi Teater Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Alwi menjelaskan upaya KH. Ahmad Dahlan dalam mencerdaskan umat Islam melalui pembaruan pendidikan kurang mendapat perhatian dari para pengamat dan ilmuwan. Padahal, pembaruan di bidang pendidikan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan dengan membuat sekolah yang memiliki kualitas setara dengan sekolah milik negara maju tersebut adalah strategi untuk membendung arus kristenisasi yang berawal di Jawa dan sekitarnya.

“Cara Ahmad Dahlan dalam membendung arus kristenisasi seperti ini belum diketahui banyak orang. Muhammadiyah yang dipimpin oleh Ahmad Dahlan saat itu membendung arus kristenisasi dengan cara bersaing secara sehat tanpa menebar benih permusuhan dengan pihak kristen. Karena saat itu Muhammadiyah memiliki empat misi yang dijalankan, yaitu pembaruan agama, perubahan sosial, kekuatan politik, serta pembendung kristenisasi. Dalam pembaruan agama, Muhammadiyah tertuju kepada tradisionalisme Islam dan Jawaisme. Maka tiga peran yang lain termasuk pembendung kristenisasi ditujukan kepada modernisme kolonial, khususnya di bidang pendidikan,” papar Dr. Alwi.

Dr. Alwi melanjutkan, tulisan yang merupakan hasil penelitiannya di studi lanjut program doktor Universitas Temple, Amerika Serikat tersebut menjelaskan bahwa strategi Muhammadiyah dalam membendung arus kristenisasi yaitu dengan melakukan pembaruan melalui persaingan kelas. Bentuk persaingan kelas yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah dengan membangun pendidikan modern yang tetap bertumpu pada Al-Qur’an dan Aqidah Islam. “Untuk membendung kristenisasi ini, Muhammadiyah tidak melibatkan kekerasan fisik, namun melalui strategi pembangunan pendidikan yang justru belum banyak diketahui orang, seperti pendirian sekolah modern yang sejajar dengan kualitas bangsa Barat, karena saat itu belum ada sekolah modern yang ada hanya sekolah tradisional (pesantren) yang masih dianggap kolot oleh Kolonial dan dianggap belum mengikuti zaman. Amal usaha Muhammadiyah inilah yang menjadi bentuk kemandirian dan kemajuan Islam saat ini,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Prof. Jimly Asshiddiqie selaku salah satu pembicara dalam diskusi buku tersebut. Prof. Jimly mengungkapkan perlunya belajar dari perkembangan Muhammadiyah yang menjadi organisasi terbesar di dunia. Dalam pemaparannya, Muhammadiyah dinilai efektif dalam berorganisasi, serta memiliki ideologi yang membuat keluarga besar Muhammadiyah memiliki partisipasi yang kuat.

“Sekarang kita sedang menghadapi neoliberal di segala bidang. Seperti yang paling berdampak adalah kondisi yang berakibat pada perebutan kekuasaan, dan dalam pencapaian segala bidang berdasarkan oleh materi. Buku yang ditulis oleh Dr. Alwi ini memberikan gambaran terkait rasional dalam beragama, dan tidak terlalu retorika sehingga dengan mudahnya mengumbar amarah. Kita perlu belajar dari Muhammadiyah dalam menghadapi kasus-kasus yang sedang berlangsung saat ini. Semoga dapat menyadarkan para aktifis dan intelektual untuk belajar dari Kh. Ahmad Dahlan, yaitu bersaing dengan cara yang sehat,” ujar Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia tersebut.

Sumber : www.umy.ac.id

Pembukaan Student Day, UM Malang Perkuat Visi ‘Green and Clean’

JALAN sehat menandai dibukanya Student Day 2016  Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (15/10). Kegiatan ini mengusung tema ”Green and Clean: Aksi Nyata Mahasiswa UMM Menuju Indonesia Bersih dan Sehat” dan diikuti 6812 mahasiswa baru 2016. Tema tersebut merupakan tindak lanjut program “UMM Green and Clean” yang dicanangkan sejak 2013.
Tahun ini, kata Rektor UMM Fauzan, program ini memberikan penekanan pada aspek ‘Green’, yaitu penghijauan. “Konteks penghijauan itu sangat luas. Tidak sekedar menanam pohon, tapi juga merawat dan melestarikan. Dampaknya, akan membuat suasana lebih segar dan menyehatkan bagi tubuh,” tuturnya.
Rute jalan sehat dimulai dari helipad UMM, kemudian melewati stadion UMM dilanjutkan menyusuri jalan Tegal Gondo, melewati area persawahan dan berakhir di Gedung Student Center (SC) Kampus III UMM.
Sepanjang perjalanan, mahasiswa dihimbau melakukan aksi bersih dengan memungut sampah yang ditemui. Harapannya, mahasiswa UMM dapat menjadi teladan dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekitar kampus.
Selain itu, juga dilakukan penyerahan pohon secara simbolik kepada sejumlah perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas dan dibagikan kepada masyarakat sepanjang rute jalan sehat. “Secara terjadwal nantinya, 7000 pohon bakal ditanam di sejumlah titik di sekitar lingkungan kampus III UMM,” terang Ketua Pelaksana Student Day 2016, Zen Amirudin.
“Ke depan, tema ‘Green and Clean’ ini tidak hanya termanifestasikan dalam bentuk jalan sehat. Selama kegiatan Student Day berlangsung, kegiatan akan disesuaikan dengan tema besar ‘Green and Clean’ ini,” papar Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ini.
Rektor menyatakan, Student Day ini dimaksudkan untuk mengindetifikasi kompetensi yang  dimiliki mahasiswa baru UMM.  Selain itu Fauzan juga beraharap Student Day dapat memberikan penguatan jati diri mahasiswa UMM. “Student Day adalah harinya mahasiswa. Mudah-mudahan di Student Day 2016 ini, mahasiswa baru dapat menemukan dan mengembangkan potensi dirinya,” kata Fauzan.
Student Day 2016 akan berlangsung setiap hari Sabtu mulai 15 Oktober hingga 10 Desember 2016. Student Day merupakan agenda UMM yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade, yaitu sejak 1992. Sebagai puncak dari Student Day, diadakan Rector Cup yang meliputi kompetisi antar fakultas di bidang seni dan olahraga.
Sumber : www.umm.ac.id

Pembukaan Student Day, UM Malang Perkuat Visi 'Green and Clean'

JALAN sehat menandai dibukanya Student Day 2016  Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (15/10). Kegiatan ini mengusung tema ”Green and Clean: Aksi Nyata Mahasiswa UMM Menuju Indonesia Bersih dan Sehat” dan diikuti 6812 mahasiswa baru 2016. Tema tersebut merupakan tindak lanjut program “UMM Green and Clean” yang dicanangkan sejak 2013.
Tahun ini, kata Rektor UMM Fauzan, program ini memberikan penekanan pada aspek ‘Green’, yaitu penghijauan. “Konteks penghijauan itu sangat luas. Tidak sekedar menanam pohon, tapi juga merawat dan melestarikan. Dampaknya, akan membuat suasana lebih segar dan menyehatkan bagi tubuh,” tuturnya.
Rute jalan sehat dimulai dari helipad UMM, kemudian melewati stadion UMM dilanjutkan menyusuri jalan Tegal Gondo, melewati area persawahan dan berakhir di Gedung Student Center (SC) Kampus III UMM.
Sepanjang perjalanan, mahasiswa dihimbau melakukan aksi bersih dengan memungut sampah yang ditemui. Harapannya, mahasiswa UMM dapat menjadi teladan dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekitar kampus.
Selain itu, juga dilakukan penyerahan pohon secara simbolik kepada sejumlah perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas dan dibagikan kepada masyarakat sepanjang rute jalan sehat. “Secara terjadwal nantinya, 7000 pohon bakal ditanam di sejumlah titik di sekitar lingkungan kampus III UMM,” terang Ketua Pelaksana Student Day 2016, Zen Amirudin.
“Ke depan, tema ‘Green and Clean’ ini tidak hanya termanifestasikan dalam bentuk jalan sehat. Selama kegiatan Student Day berlangsung, kegiatan akan disesuaikan dengan tema besar ‘Green and Clean’ ini,” papar Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ini.
Rektor menyatakan, Student Day ini dimaksudkan untuk mengindetifikasi kompetensi yang  dimiliki mahasiswa baru UMM.  Selain itu Fauzan juga beraharap Student Day dapat memberikan penguatan jati diri mahasiswa UMM. “Student Day adalah harinya mahasiswa. Mudah-mudahan di Student Day 2016 ini, mahasiswa baru dapat menemukan dan mengembangkan potensi dirinya,” kata Fauzan.
Student Day 2016 akan berlangsung setiap hari Sabtu mulai 15 Oktober hingga 10 Desember 2016. Student Day merupakan agenda UMM yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade, yaitu sejak 1992. Sebagai puncak dari Student Day, diadakan Rector Cup yang meliputi kompetisi antar fakultas di bidang seni dan olahraga.
Sumber : www.umm.ac.id

UM Malang Jajaki Kerjasama dengan Universitas India

SETELAH menjalin kerjasama dengan 112 negara, kali ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan salah satu universitas terkemu di New Delhi, India Jawaharlal Nehru University (JNU). Penandatanganan tersebut disaksikan sejumlah mahasiswa program studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Agama Islam (FAI) di Aula Teknik Gedung Kuliah Bersama (GKB) III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (18/10).

“Saya berharap kerjasama ini nanti akan bisa membuahkan hasil yang positif kedepan untuk menjalin kerjasama antar dua perguruan tinggi ini,” terang Direktur Kerjasama Internasional JNU, Prof. Dr. Girish yang mewakili rektor NJU.

Menanggapi hal tersebut, Rektor UMM Fauzan berharap, produk-produk unggulan baik itu produk research maupun sumber daya manusia yang dilahirkan Universitas Muhammadiyah Malang akan bisa juga menginternasional. “Kami berharap ada mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab yang nantinya juga akan jadi dosen di Jawaharlal Nehru University. UMM memiliki komitmen besar untuk mengembangkan kerjsama luar negeri, ” harap Fauzan.

Untuk menguatkan hal tersebut, kata Fauzan, pada 2017 UMM mencanangkan mahasiswanya untuk tidak sekedar wajib mengikuti pelajaran bahasa inggris melalui program English for Spesific Porpose (ESP), akan tetapi mahasiswa UMM diharapkan mampu menguasai 2 bahasa lain, yakni Bahasa Arab dan Mandarin.

“Ini semua dalam rangka agar pikiran-pikiran cemerlang yang saudara peroleh dapat terdistribusikan ke negara-negara lain. Yang lebih penting, untuk memberikan penguatan kompetensi mahasiswa UMM.,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala International Relations Office (IRO) UMM, Dr. Abdul Haris, M.A menyatakan kerjasama ini merupakan awal penjajagan antara kedua belah pihak.  “Yang pasti, kerjasama nanti seputar bidang akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat. Nanti akan kita tindak lanjuti kerjasama tersebut dengan beberapa kegiatan. Misalnya dalam waktu dekat Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) akan mengirim beberapa orang untuk mengikuti pelatihan di sana. Selain itu, sesuai kesepakan, dosen bahasa Indonesia juga bakal diikutkan short course selama 4 bulan di sana,” terang Abdul Haris.

Pasca penandatanganan MoU, Asisten Profesor, Centre of Arabic and African Studies School of Language, Literature and Cultural Studies (SSL & CS) Dr. MD. Qutbuddin menyajikan makalah bertema “Contemporary Trend of Arabic Teaching in India” dalam kuliah tamu prodi PBA. Selain itu, Assissant proffesor MPhil & PhD in International Relation NJU Dr. Gautam Kumar Jha juga turut menjadi pemateri dalam kegiatan Seminar Nasional dan Gelar Produk 2016 (SenasPro) yang tengah berlangsung di UMM, 17-18 Oktober.

Sumber : www.umm.ac.id

FPP Kaji Peran Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

“Seandainya Indonesia bisa memanfaatkann lautnya sejak dulu, tidak perlu lagi menyandarkan pembangunan kepada hutang-hutang Internasional. Indonesia harus dapat menjadikan laut sebagai tulang punggung pendapatan negara untuk disebut sebagai negara Maritim.”
Demikian disampaikan pendiri pusat kajian Chandra Motik Maritime Center, Dr. Chandra Motik yusuf, S.H. M.Sc dihadapan 125 mahasiswa baru angkatan 2016 Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Basement Dome UMM, Jumat (14/10). Kuliah Tamu ini bertajuk “Maritim Sebagai Kiblat Pembangunan Nasional Indonesia”.
Chandra mengungkapkan, Ir. Djuanda menyadari sejak dulu bahwa masa depan Indonesia ada di laut. “Inti dari Deklarasi Djuanda adalah mewujudkan Wawasan Nusantara, laut sebagai pemersatu, bukan bukan pemisah. Konektivitas antar pulau dan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan harus terwujud,” papar Chandra yang pada 2015 lalu meraih penghargaan Menteri Perhubungan Republik Indonesia sebagai Women on Maritime 2015.
Deklarasi Djuanda, kata Chandra, telah mengamanatkan bangsa ini untuk memanfaatkan laut sebagai modal pembangunan Negara Indonesia, yang kemudian disahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.
Sejak dulu, lanjut Chandra, posisi Indonesia sudah dikenal sebagai poros dunia. Posisi yang strategis ini telah dimanfaatkan Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan lainnya baik dalam perniagaan maupun dalam usaha memperluas wilayah kerajaan. “Karena letak yang strategis ini banyak negara yang ingin menguasai Indonesia, di mana pada akhirnya Belanda yang berhasil menguasai Indonesia paling lama,” terangnya.
Menurutnya, untuk dapat memanfaatkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia, diperlukan infrastruktur Kemaritiman yang dapat mewujudkan Indonesia sebagai Negara Maritim. “Dengan infrastruktur Kemaritiman yang komprehensif, integral dan holistik maka konektifitas antar pulau dapat terwujud. Setelah konektivitas antar pulau terwujud, selanjutnya konektivitas antar negara, di mana Indonesia sebagai pusat Industri pelayaran internasional,” paparnya.
Namun demikian, untuk sampai bisa dijadikan poros maritim dunia, Indonesia masih harus banyak menyelesaikan problem kondisi infrastruktur dan konektivitas maritim saat ini. Diakuinya, kondisi infrastuktur dan konektivitas maritim saat ini masih jauh dari cukup untuk dapat memanfaatkan potensi laut ataupun menuju negara maritim.
“Infrastruktur pelabuhan belum memadai, masa tunggu untuk sandar dan bongkar muat yang lama. Selain itu, sistem keamanan muatan barang yang lemah, terutama untuk barang muatan berbahaya. Infrastruktur pelabuhan yang belum mencukupi di pulau-pulau kecil. Juga, instrumen hukum yang belum memberikan rasa aman kepada industri pelayaran dan juga kedaulatan negara,” tukasnya.
Sumber : www.umm.ac.id

Workshop Pelatihan Asesor Batch 4 Yogyakarta

Peltihan asesor kerjasama antara Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang ke empat di lakukan di Hotel Arjuna Jl. P. Mangkubumi No. 44 Yogyakarta Indonesia 5523 selama lima hari, tangal 18-22 november2016. Peserta dihadiri sebanyak 25 peserta dari berbagai PTM/A se Indonesia.

Acara di buka langsung oleh direktur Kerjasama & pemberdayaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia  Bapak Ir.R.M.Dudi Suryo L,MM. Turut hadir perwakilan dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Bapak Dr.Muh Samsudin,S.Ag.,M.Ed dan perwakilan dari Balai Diklat Surabaya.

Produk Buatan Mahasiswa UM Yogyakarta Digunakan oleh Perusahaan Kaos

M. IqbM. Iqbal Nur Fahmi, mahasiswa Teknik Mesin UMY, berhasil mendesain sebuah alat pelipat baju dengan pengontrol sistem elektro pneumatik dan Programmable Logic Controller (PLC), untuk industri konveksi. Alat tersebut kemudian digunakan oleh salah satu perusahaan kaos di Jogja yakni Inteeshirt.

Saat diwawancarai pada Senin (17/10), Iqbal mengungkapkan bahwa pengerjaan desain alat tersebut sudah dimulai sejak bulan November 2015. Desain alat tersebut Iqbal kerjakan sendiri, dengan dibimbing oleh dua dosen Teknik Mesin UMY yakni, Wahyudi, S.T., M.T., dan Bambang Riyanta, S.T., M.T.

Mahasiswa angkatan 2012 tersebut menceritakan pada awalnya ia melihat perusahaan kaos Inteeshirt mempunyai kendala dalam pelipatan baju setelah diproduksi. “Selama ini pelipatan baju di Inteeshirt dikerjaan secara manual menggunakan tenaga manusia, yakni oleh dua orang karyawan saja. Dalam satu hari, mereka hanya mampu melipat baju sebanyak 750 buah selama 8 jam kerja, dengan alat bantu kertas karton,” jelas Iqbal.

Iqbal menambahkan bahwa mesin pelipat baju sebenarnya sudah diproduksi di luar negeri. Namun, harga mesin dan biaya impor yang mahal, menjadikan pelaku industri konveksi dalam negeri enggan untuk membeli mesin pelipat baju buatan luar negeri.

“Oleh karenanya, saya berinovasi membuat mesin dengan biaya yang jauh lebih murah, namun hasilnya juga tetap bagus. Dalam waktu yang sama, yakni sehari dengan 8 jam kerja, mesin pelipat baju ini bisa menyelesaikan kurang lebih 1.152 baju. Dengan demikian, total efisiensi sebanyak 60%, dan menghemat biaya kurang lebih 100.548 rupiah,” jelas Iqbal.

Proses pengerjaan alat pelipat baju ini dilakukan di tempat workshop Inteeshirt, dengan Iqbal sebagai desainer dan dibantu oleh dua orang karyawan Inteeshirt dalam pengerjaannya. Pembuatan alat ini menghabiskan dana sebesar Rp 22.280.000, yang semuanya didanai oleh perusahaan Inteeshirt. Alat pelipat baju sendiri sudah diuji cobakan langsung oleh pemilik (owner) Inteeshirt sendiri dan akan mulai difungsikan pada akhir tahun 2016 mendatang.

Meski dengan dibuatnya mesin ini, Iqbal menerangkan, bukan berarti akan mengurangi pekerjaan karyawan yang ada sebelumnya. “Sebelumnya ada dua karyawan di bagian pelipatan baju. Kedepannya, satu karyawan akan menjadi operator mesin, sedangkan satu orang lainnya sebagai inspeksi hasil akhir produk,” ujar Iqbal.

Kedepannya Iqbal berharap akan berusaha mendapatkan sertifikasi HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) atas alat yang sudah dibuatnya tersebut. “Selain mendapatkan HAKI, semoga alat pelipat baju ini kedepannya bisa diproduksi secara massal juga,” tutup Iqbal.al N.

Sumber : www.umy.ac.id

Hibah Penelitian tentang Muhammadiyah

Program Hibah Penelitian Tentang Muhammadiyah
Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan pengembangan (Diktilitbang)
Pimpinan Pusat Muhammadiyah

ABSTRAKSI

Perkembangan sosial politik, sosial ekonomi, dan sosial budaya dalam kehidupan nasional maupun global yang semakin kompleks dan dinamis meniscayakan Muhammadiyah melakukan konsolidasi dan reaktualisasi peran gerakannya. Demikian halnya dengan perkembangan orientasi hidup masyarakat yang semakin terbuka, bebas, dan menunjukkan banyak kecenderungan perilaku sosial heterogen mendorong Muhammadiyah untuk merumuskan pandangan dan langkah antisipatif, responsif, dan solutif. Lebih jauh dengan semakin dinamisnya perkembangan kehidupan di ranah lokal, nasional, dan global dalam berbagai aspeknya yang bersifat kontemporer dan sangat kompleks menuntut Muhammadiyah untuk menyusun program-program yang mampu mengantisipasi dan memberikan jawaban aktual sejalan dengan misi utama dakwah dan tajdid dalam gerakannya. Memasuki abad kedua, Muhammadiyah senantiasa bergerak dalam lingkungan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan universal yang sarat dinamika, masalah, dan tantangan aktual yang multi-dimensi dengan keniscayaan melakukan ikhtiar mencermati, mengantisipasi, dan memberikan solusi strategis dalam bingkai Islam berkemajuan menuju pencerahan peradaban.

TEMA PENELITIAN/TULISAN

Judul proposal riset harus merujuk salah satu topik-topik riset pada sepuluh bidang prioritas Muhammadiyah Abad Kedua, yaitu:
1. Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi Muhammadiyah
2. Pelayanan Kesehatan Amal Usaha Muhammadiyah
3. Dakwah Muhammadiyah
4. Fatwa-fatwa tarjih Muhammadiyah
5. Pengembangan IPTEK dan Muhammadiyah
LUARAN PENELITIAN

Luaran dari Hibah Penelitian tentang Muhammadiyah ini mencakup publikasi pada Jurnal Ilmiah khususnya yang diterbitkan oleh perguruan tinggi Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah. Selain jurnal, dapat pula berbentuk prosiding dari hasil konferensi/Seminar/Simposium. Luaran lainnya ialah berbentuk poster ilmiah untuk konferensi tahunan kajian Muhammadiyah.

MEKANISME PENGUSULAN

Bisa dibaca dan didownload di www.diktilitbangmuhammadiyah.org/hibah-penelitian.

KRITERIA PENGUSUL

Dosen di Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah.
TOTAL HIBAH: Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah) untuk 100 pemenang.
TIMELINE

15 Oktober 2016 Call for proposals
16 Okt – 31 Nop Penerimaan Proposal
1 Des – 31 Des Seleksi Proposal dan Pengumuman
4 – 8 Januari 2017 Kontrak Penelitian
9 Jan – 31 Mei Pelaksanaan Penelitian
April 2017 Monitoring dan evaluasi
19 Juni 2017 Pengumpulan Hasil Penelitian tahap I

#Usulan dikirim melalui email ke hibahpenelitian@muhammadiyah.id
#Contact person: Hamzah Fansuri (0856 1427904), Budi Asyhari (0815 7864 4351)
Kegiatan ini didukung oleh: Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah.

UM Makassar Buka S3 Pendidikan Agama Islam

Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar akan membuka program studi doktoral (S3) Pendidikan Agama Islam (PAI). Usul pembukaan prodi baru sekaligus program doktoral pertama di Unismuh Makassar tersebut, telah diverifikasi oleh tim dari Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Selain itu, Program Pascasarjana (PPs) Unismuh Makassar akan membuka tiga prodi baru program magister (S2), yaitu S2 Pendidikan Dasar, S2 Pendidikan Bahasa Inggris, dan S2 Agribisnis.

PPs Unismuh saat ini memiliki empat program studi, yakni Prodi S2 Administrasi Publik, Prodi S2 Manajemen, Prodi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Prodi S2 Pendidikan Agama Islam, tutur Direktur PPs Unismuh Makassar Prof Ide Said, pada acara silaturrahim bersama Rektor Unismuh Dr Abdul Rahman Rahim, yang dihadiri dosen dan karyawan PPs Unismuh, di Gedung Pascasarjana Unismuh Makassar, belum lama ini.

Menerima laporan tersebut, Rahman Rahim selaku rektor mengaku gembira dengan adanya usulan penambahan program studi baru pada Program Pascasarjana Unismuh Makassar.

Pascasarjana sudah menjadi simbol perguruan tinggi yang maju, apalagi kalau semua program studi yang dibuka sudah memperoleh akreditasi dengan nilai A atau nilai B, ujar Rahman.

Kemajuan perguruan tinggi, lanjutnya, juga diukur dari banyaknya jumlah penelitian dan jumlah kerjasama yang ditindaklanjuti dengan berbagai pihak.

Untuk memajukan Unismuh Makassar, kita membangun tiga budaya di kalangan dosen, karyawan, dan mahasiswa, yakni budaya integritas, budaya profesionalisme, dan budaya enterpreneurship,” sebut Rahman.

Acara silaturrahim di Gedung Pascasarjana Unismuh Makassar turut dihadiri Direktur AKSI Unismuh Dr Budi Setiawati, Direktur SDK Unismuh Dr Ruliaty, dan Sekretaris PPs Unismuh Dr Darwis Muhdina.

Juga hadir Ketua Prodi S2 Administrasi Publik Dr Abdul Mahsyar MSi, Ketua Prodi S2 Manajemen Dr Andi Jam’an SE MSi, Ketua Prodi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Dr Abdul Rahman Rahim MHum, Ketua Prodi S2 Pendidikan Agama Islam Prof Abdul Rahman Getteng, Ketua Unit Penjaminan Mutu PPs Unismuh Dr Ifayani Haanurat, Sekretaris UPM PPs Unismuh Dr Jaelan Usman MSi, dan Kepala Tata Usaha PPs Unismuh Drs Muhammad Yasin Tawakkal MM.

Sumber : www.unismuh.ac.id

Mahasiswa Komunikasi UM Malang Diajak Berperan Kembangkan Pariwisata Indonesia

MAHASISWA Ilmu Komunikasi dipandang memiliki penting dalam mengembangkan pariwisata Indonesia. Dalam konteks program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) misalnya, terdapat tiga konsentrasi studi yang dapat sama-sama berperan bagi pengembangan pariwisata, yaitu Public Relations (PR), Jurnalistik dan Audio Visual.
Alumni Ilmu Komunikasi UMM Muhammad Natsir Arihata menjelaskan, mahasiswa konsentrasi PR bisa mengkaji relasi antara pengusaha dan pemerintah dalam kebijakan pariwisata. “Lalu yang dari
audio visual (AV) dapat membingkai pariwisata melalui video yang menarik, sementara mahasiswa jurnalistik serta memberitakan tempat pariwisata agar dikenal,” kata Natsir pada kegiatan seminar pariwisata bertema “New Wave of Indonesian Tourism” yang diadakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UMM pada Kamis (13/10) d Auditorium UMM.
Seminar dilakukan dalam rangkaian ulang tahun Prodi) Ilmu Komunikasi UMM ke 30 tahun. Seminar ini dilatari perkembangan pariwisata di Indonesia sudah yang kian menampakkan geliatnya. Perkembangan pariwisata ini menjadi suatu alat untuk mempromosikan Indonesia luar negeri. Sayangnya,  kata Natsir yang juga ketua panitia kegiatan ini mengatakan, adanya pariwisata di Indonesia tidak hanya membawa dapak positif. Namun juga dampak negatif terlihat di sekitar wilayah pariwisata tersebut. Dampak negatif itu harus dicegah dan diperbaiki dengan melihat permasalahannya.
Radityo Prabowo dari Zeno Indonesia selaku pemateri pada seminar yang dihadiri 100 mahasiswa tersebut menyatakan, pariwisata di Kota Malang ini sudah mulai nnampk. Untuk itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi sebaiknya bisa mempetakan kurang dan lebihnya pariwisata ini. Tidak hanya menikmati tempat pariwisata yang ada namun juga bisa merubah mindset wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang.
“Bagian yang paling susah itu merubah mindset orang. Misal begini, saya ke Malang bayar tiket pesawat 900 ribu, itu sama dengan saya ke Singapura. Berarti kan lebih baik saya ke Singapura, selain ke luar negeri saya juga dapat fasilitas yang sangat nyaman disana. Itulah pekerjaan rumah kalian,” jelas Business Leader dari Zeno Indonesia tersebut.
Dunia jurnalistik juga menjadi salah satu yang berperan dalam mempromosikan pariwisata Indonesia. Self journalism menjadi alat untuk mempromosikan pariwisata Indonesia juga. Hal itu disampaikan oleh Imam Suwandi, kepala desk citizen journalism Metro TV. Menurut Cak Imam, panggilan akrabnya, Self journalism ini tanpa sadar dilakukan oleh semua orang yang berkunjung ke tempat baru.
Menurutnya, zaman sekarang semua orang bisa melakukan aktifitas citizen journalism hanya dengan menggunakan gawai atau telepon pintarnya. Imam menyampaikan dengan adanya self journalism itu juga membantu promosi pariwisata khususnya di Kota Malang. “Kendala saat ini yaitu mindset internasional menjadi kendala di Kota Malang ini. Kalau dilihat dibandara saja tulisan yang berbahasa inggris sangat minim. Bagaimana Kota Malang akan dikunjungi jika fasilitas di bandara saja tidak mendukung pengunjung dari luar negeri,” jelas Imam yang juga pernah menjadi produser acara berita tersebut.
Sumber : www.umm.ac.id